Masalah kabut asap di Sumatera kembali melanda. Indonesia “mengekspor” asap lagi ke Singapura. Negeri pulau itu menyatakan kecewa karena Indonesia gagal menangani kabut asap terburuk dalam empat tahun ini.
Kebakaran lahan di Sumatera menyebarkan kabut asap hingga ke Singapura. Pemerintah Negeri Merlion itu mendesak Indonesia untuk menanganinya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Yaacob Ibrahim mengatakan, Singapura telah meminta Indonesia dalam beberapa kesempatan agar mengambil langkah-langkah ekstra untuk memastikan kebakaran hutan tidak terulang.
Jika situasi semakin memburuk, Singapura akan mempertimbangkan menerbitkan saran kesehatan. Tetapi untuk sekarang, Indeks Standar Polutan (PSI) masih dalam kisaran moderat, yang berarti tidak ada tindakan pencegahan khusus harus diambil.
Berdasarkan data satelit yang dikeluarkan ASEAN Specialised Meteorological Centre, Selasa, ditemukan 358 titik api.
Pemerintah Riau sudah meminta pemerintah pusat melakukan hujan buatan untuk mematikan 144 titik api di wilayah tersebut. Angin yang berhembus dari barat-selatan membawa asap ke Singapura akibat pembakaran lahan itu.
Malaysia juga diselimuti kabut tebal Rabu, dengan kualitas udara mencapai tingkat tidak sehat berdasarkan Polutan Udara Index (API), paling buruk dibandingkan dengan 51 daerah lain secara nasional.
Penurunan kualitas udara telah dilaporkan selama dua hari terakhir di beberapa tempat seperti di utara Johor, Malaka, Negeri Sembilan dan Selangor, karena kabut asap dari Sumatera.
Sementara di Dumai, Riau, kabut asap pada Rabu menyebabkan otoritas bandara membatalkan penerbangan karena jarak pandang yang tidak memungkinkan untuk terbang.
Deputi Perdana Menteri (PM) Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin sampai turun tangan untuk mengatasi masalah ini. “Kalau sudah masuk tahap bahaya, pihak sekolah, termasuk guru bisa mengambil langkah penutupan sekolah sementara,” saran Yassin, Rabu (20/10) malam.
Beruntung asap yang dikirim bukan berjenis Flasbank atau WP SMoke D. Klo Jenis itu negara2 tetangga bisa mabok darat.
0 komentar:
Posting Komentar